Jakarta – Kepala Pusat Pengembangan Profesi dan Sertifikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Hedi M. Idris, menyebut bahwa Indonesia masih kekurangan tenaga ahli di bidang information technology (IT) hingga tahun 2030 mendatang.
“Riset kita menunjukkan banyak menyatakan bahwa Indonesia ini kalau bisnis as usual, akan kekurangan 9 juta talenta IT,” tutur Hedi dalam webinar Techno Talk: How AI Transform the World yang disiarkan di YouTube BINUS TV, Sabtu (16/9/2023).

Ia menuturkan probabilitas angka lulusan bidang ilmu komputer per tahun berkisar sebanyak 4,5 juta orang untuk jenjang S1 dan S2. Sementara untuk lulusan SMK, ia menyebut ada 1,8 juta lulusan per tahunnya.

“Tetap aja jumlah itu tidak memenuhi gap dari 9 juta orang yang dibutuhkan, karena masih kekurangan 2,5 juta,” katanya.

Atas data yang dihimpun Kominfo tersebut, Hedi mengajak para siswa yang hadir dalam acara tersebut agar tertarik mempelajari ilmu komputer khususnya yang saat ini sedang populer yakni artificial intelligence (AI).

Di tengah banyaknya isu yang menyebut keberadaan AI akan memangkas jumlah karyawan di perusahaan, Hedi mengatakan bahwa ia optimis AI akan berperan sebaliknya. Ia berpendapat bahwa AI akan memunculkan pekerjaan baru yang sebelumnya tak terbayangkan.

“Kalau saya optimis manusia makhluk yang punya kelebihan dibandingkan ini (AI). Kita bisa mengatasi adanya revolusi industri pertama kedua ketiga keempat kelima misalkan itu. Dari dulu zaman saya kuliah masih ngetik pakai mesin ketik itu ada komputer, apa tukang ketik itu jadi hilang? Tetap aja hanya jadi berubah jadi laptop sekarang. Jadi yang berubah hanya toolnya aja gitu,” kata Hedi.

Kemampuan yang Diperlukan Ahli IT

Hedi berpesan kepada para peminat IT untuk belajar computer science secara sungguh-sungguh. Ia juga mengingatkan untuk memperdalam kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan seorang ahli IT.

“Yang paling penting ya sebetulnya sikap kerja atau soft skill-nya ya. Juga technical skill di bidang computer science diusahakan jangan sampai nggak bisa juga. Banyak lulusan IT yang nggak bisa coding atau programming gitu ya. Nah ini setidaknya logic-nya bisa harus dapat,” ujar Hedi.

Selain berfokus pada technical skill, menurut Hedi seseorang yang ingin terjun ke dunia IT harus juga memiliki kemampuan sosial yang baik. Menurutnya, kerja seorang ahli IT sering dilakukan secara tim, sehingga dibutuhkan koordinasi yang baik.

“Kemampuan komunikasi dan berkolaborasi ya karena kebanyakan profesi IT itu kerja tim juga harus berkolaborasi dengan orang-orang karena nggak hanya jadi bisa sendiri, ya nggak, harus tetap berkolaborasi juga,” terangnya.

Adapun kemampuan critical thinking dan creative thinking menurutnya diperlukan juga karena gempuran disrupsi dan kebutuhan pasar yang menuntut ahli IT harus lebih kreatif.

“Punya mindset critical thinking dan creative thinking ya jadi harus kreatif dan kritis itu selalu pengen tahu, dan nanti bisa menyelesaikan juga tapi jangan banyak kritis terus tapi tidak punya solusi, jadi harus problem solving mindset,” katanya.

Sumber : Detik.com